Image and video hosting by TinyPic

Presiden RI 2009 menurut teori Joyoboyo


Presiden RI 2009 menurut teori Joyoboyo
Konon urutan pemimpin Indonesia menuju kemakmuran adalah ”notonogoro” — urutan suku kata terakhir nama mereka. ”No” untuk Soekarno, ”to” untuk Soeharto, dan ”no” kedua buat Susilo Bambang Yudhoyono. Kini giliran “go”; maka Kivlan Zen, bekas petinggi TNI, mengubah namanya menjadi Sutiyogo untuk ikut Pilpres 2009. Bah, orang “ngelmu” kayak begini mau jadi presiden?
Majalah Tempo edisi pekan lalu menurunkan liputan utama berjudul Mimpi jadi presiden. Sejumlah tokoh sipil dan militer yang ingin jadi RI-1 diulas, salah satunya adalah Kivlan Zen. Blog Berita tergelitik membaca salah satu artikel Tempo tentang usaha Kivlan mempersiapkan dirinya menjadi presiden, yaitu dengan cara mengubah namanya agar sesuai ramalan Joyoboyo.
H spasi D, heran deh…. Di bawah ini Blog Berita mengutip artikel Tempo tersebut.
Pendukung Kivlan Zen percaya akan munculnya Satrio Piningit. Berbekal keris dan ramalan Joyoboyo.
Zaap…, Kivlan Zen melihat bola biru melesat ke angkasa. Tengah malam sudah lewat, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu sedang tirakat di emperan musala di kompleks pemakaman Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, awal Juni tahun lalu.
Kivlan, 63 tahun, telah selesai menjalani ritual nyekar di pusara sang Proklamator. ”Semoga Paduka yang Mulia diberi kelapangan di alam kubur,” kata pensiunan mayor jenderal itu menceritakan kembali pengalamannya. Bersama menantunya, ia melakukan salat malam dan kemudian tirakat.
Menurut Kivlan, ada lima peziarah lain yang menyaksikan bola biru melesat malam itu. Mereka menyebutnya lintang kemukus — dalam tradisi Jawa diyakini menjadi pertanda bakal munculnya Satrio Piningit. ”Sebulan kemudian, jam satu malam, saya bertemu dengan lintang kemukus lagi ketika naik mobil di Bintaro, Jakarta Selatan,” ujarnya.
Setahun setelah munculnya lintang kemukus itu, Kivlan mendeklarasikan diri sebagai calon presiden di Gedung Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Ia mengusung slogan: ”Pembaruan dan Tegas”. Jualannya pembangunan pertanian dan energi bersumber alam. Ia mengklaim punya sumber energi baru yang dinamai ”fuel cell”.
Kivlan yakin dukungan politik dan dana untuknya akan datang. Ia pun siap memperluas kewenangan otonomi daerah, termasuk hak mengelola anggaran oleh pemerintah daerah. ”Para gubernur pasti mendukung saya,” ujarnya.
Bagi Anda yang sudah lupa dengan Kivlan Zen, mari sama-sama membuka catatan lama. Kivlan dulu pernah mengaku diperintah Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Wiranto membentuk Pam Swakarsa — milisi sipil yang dipersenjatai bambu runcing untuk melawan demonstrasi mahasiswa menjelang Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat 1998. Wiranto membantah tudingan Kivlan itu dan jadilah keduanya berpolemik di media massa. Keduanya juga saling serang dengan cara menerbitkan buku.
Kini Kivlan bangkit lagi. Untuk meraih mimpinya, menurut orang dekatnya, ia mengejar dukungan hingga alam gaib. Sang calon presiden kabarnya memiliki guru spiritual bernama Ahmad Zakaria, pria 100 tahun yang mengklaim masih merupakan kerabat Keraton Yogyakarta. Kepada Kivlan, kata sumber itu, Zakaria memberikan pertanda: ”Presiden tahun depan bukan orang Jawa.” Ia pun meminta Kivlan cepat-cepat mengumumkan diri sebagai calon presiden.
Agar lebih sedap, ramalan lawas juga dibuka. Menurut teori Joyoboyo yang masyhur, urut-urutan pemimpin Indonesia menuju kemakmuran adalah ”notonogoro” — urut-urutan suku kata terakhir nama mereka. ”No” untuk Soekarno, ”to” untuk Soeharto, dan ”no” kedua buat Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai tokoh peralihan.
Nah, kini giliran yang punya nama ”go” untuk memimpin. Kivlan Zen jelas tak memenuhi syarat ini. Tapi itu tak jadi masalah. Ia sudah punya nama lain: Sutiyogo. Prosesi mengubah nama itu kabarnya telah dilakukan sebulan lalu.
Saat dimintai konfirmasi soal itu, Kivlan tak membantahnya. Ia berujar, ”Saya memang suka ngelmu, sejak berlatih silat ketika kelas II SMA di Medan.” Di mana pun bertugas ketika masih aktif di militer, ia mengaku selalu berguru kepada ulama. ”Saya pengikut tarekat Naqsabandiah.”
Satu lagi senjata pamungkas Kivlan: keris tujuh lekuk setengah meter dari besi kuning. Keris itu diberi nama Satrio P. Saat ditanyai apakah P itu merupakan singkatan dari ”Piningit”, Kivlan tangkas menjawab, ”Biar saja orang lain yang menafsirkan, nanti geger Indonesia.”
Nah, siapa berani melawan Sutiyogo, eh, Kivlan Zen? [Tempo/Budi Riza]

1 komentar:

Andi Indra Mataram on 17 September 2009 pukul 03.30 mengatakan...

Analisa umum yang ditulis mengenai teori Joyoboyo menggambarkan urut-urutan pemimpin Indonesia menuju kemakmuran adalah ”notonogoro” — urut-urutan suku kata terakhir nama mereka. ”no” untuk Soekarno, ”to” untuk Soeharto, dan ”no” kedua buat Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai tokoh peralihan.

Menurut pandangan saya, urut-urutan pemimpin Indonesia adalah ”notobuwono”

Karenanya semua nama presiden Indonesia sampai saat ini dapat terwakili dalam tiap suku kata maupun huruf dari kata NOTOBUWONO.

Hal ini bisa ditelaah dari nama-nama presiden Indonesia terwakili dalam kata NOTOBUWONO,
SOEKAR(NO)
SOEHAR(TO)
(B)AHARUDDIN JUSUF HABIBIE
ABD(U)RRAHMAN WAHID
MEGA(W)ATI SOEKARN(O)PUTRI
SUSILO BAMBANG YUDHOYO(NO)

Pemimpin yang diwakili satu huruf saja menggambarkan masa kepemimpinan yang singkat dibawah dua tahun.
B.J. Habibie hanya 17 bulan (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999)
Gus Dur hanya 21 bulan (20 Oktober 1999- 23 Juli 2001)

Bisa saja Indonesai bukan hanya gambaran sebuah kerajaan negara(notonogoro), tapi gambaran kerajaan dunia/jagat(notobuwono)

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

Daftar isi

 
Miskin Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template